KEEROM, iNewsJayapura.id – Pemerintah Kabupaten Keerom melalui Badan Perencanaan dan Penelitian Pengembangan Pembangunan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Keerom menggelar rapat koordinasi (rakor) Tm Percepatan Penurunan Stunting Aksi 3 Rembuk Stunting di aula Bapelitbangda Kabupaten Keerom, Papua, Senin (31/7/2023).
Rakor tersebut bertujuan menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting atau gangguan pertumbuhan perkembangan anak kabupaten terintegrasi.
Kegiatan rakor juga bertujuan mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi.
“Selain itu, untuk membangun komitmen publik dalam kegiatan penurunan stunting secara terintegrasi di Kabupaten Keerom,” kata Palobang selaku Kepala Bidang P2 KB Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) serta Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Keerom.
Dia mengatakan, dalam pelaksanaannya, Bapelitbangda berkolaborasi dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten Keerom menghadirkan narasumber Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom dan Bapelitbangda.
Aksi 3 Rembuk Stunting diikuti 70 peserta terdiri dari perwakilan Bappeda Provinsi Papua, perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Forkopimda Kabupaten Keerom, para kepala OPD pengampu, kepala distrik, kepala puskesmas dan kepala kampung Lokus Stunting, ketua dewan adat, ketua LMA serta kepala bidang terkait intervensi konvergensi stunting.
Asisten II Setda Kabupaten Keerom, Edy Buntan mengatakan, rembuk stunting merupakan langkah penting yang harus dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi, pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan secara bersama .
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) serta Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Keerom, Kornelia Pekey menyampaikan, Pemkab Keerom terus berupaya memperkecil angka penyebaran stunting.
“Tentunya kolaborasi dengan dinas terkait sesuai tupoksi tugas masing-masing. Tidak saling melempar tanggung jawab, harus ada kepedulian. Lebih peka dengan kondisi yang terjadi,” ucapnya.
Kornelia berharap, para peserta yang telah mengikuti rakor tersebut dapat mengaplikasikannya.
Rakor juga diisi dengan pembacaan kesepakatan Lokus Stunting 2023 dan pernyataan komitmen serta penandatanganan dukungan percepatan dan pencegahan stunting.
Editor : Damn