MERAUKE, iNewsJayapura.id - Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Yetetkun yang berlokasi di Distrik Ninati Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua Selatan yang berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini (PNG) kondisinya kini sangat memprihatinkan layaknya ‘rumah hantu’.
Padahal Pos Pelintas Batas Negara RI-PNG ini baru saja selesai dibangun setahun yang lalu oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang dilakukan oleh Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Papua Ditjen Cipta Karya dengan menggelontorkan dana APBN yang cukup fantastis.
Pembangunan PLBN Terpadu Yetetkun ini dimulai dikerjakan pada Februari 2020 dan baru selesai Juni 2022 oleh Kontraktor PT. Nindya Karya (Persero) dan MK PT. Ciriajasa Engineering dan Management Consultant (CEC) dengan nilai fisik sebesar Rp127,5 Miliar.
PLBN kondisi fisik bangunannya semakin tak terawat seperti rumah tak berpenghuni yang ditinggalkan pemiliknya, padahal rencananya akan diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Hal tersebut sebagaimana dibenarkan oleh Kepala Distrik Ninati Andi Riki Wellian Duarmas yang dihubungi wartawan media ini melalui sambungan telepon selulernya, Senin (15/05/2023).
Andi Riki Wellian menyebutkan kondisi fisik bangunan PLBN Yetetkun saat ini semakin memprihatinkan, hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya fasilitas listrik yang terpasang di PLBN sudah lama dipadamkan oleh pihak PLN karena belum ada pembayaran dari pihak PUPR.
“Sudah 6 bulan lampu di PLBN tidak menyala dan belum ada pembayaran ke PLN. Padahal selesai dibangun kontraktor sudah serahkan ke PUPR. Hal itu pernah disampaikan BNPT tapi belum ada respon,” jelas Andi Riki.
Selanjutnya, kata Andi Riki, faktor keamanan yang tidak terjamin menyebabkan sejumlah fasilitas di PLBN Yetetkun dirusaki oleh oknum tidak bertanggungjawab.
“Persoalan keamanan ini belum dilimpahkan ke siapa-siapa, tidak ada yang menjaga disana sehingga ada fasilitas didalam PLBN yang dirusak. Kondiinya dibiarkan terbengkalai seperti rumah hantu. Kalau kita hanya berharap kepada petugas keamanan TNI/Polri setidaknya ada biaya operasional karena jaraknya yang cukup jauh dengan pos TNI,” ungkapnya.
Andi Riki mengungkapkan bahwa masyarakat di Wilayah Distrik Ninati sangat menaruh harapan agar PLBN Yetetkun segera diresmikan oleh Pemerintah Pusat. Mengingat kehadiran PLBN Yetetkun tidak hanya sebagai pos pertahanan dan keamanan di Wilayah Perbatasan RI-PNG, tetapi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
“Warga minta supaya cepat diresmikan supaya mereka bisa berjualan di sana, Masyarakat mau ada yang merawat, jangan kasih tinggal. Kalau persoalan keamanan percayakan saja kepada masyarakat biar mereka yang menjaga,” pungkasnya.
Sementara itu, Danramil Waropko Kapten Inf Yohanis Koromat turut membenarkan kondisi PLBN Yetetkun yang sangat tidak terawat. Padahal menurutnya bangunan itu merupakan aset negara yang menjadi simbol kedaulatan dan keutuhan NKRI di Wilayah Perbatasan dengan Papua Nugini.
Yohanis menambahkan terkait masalah keamanan di PLBN Yetetkun dan seluruh wilayah di garis perbatasan menjadi tanggungjawab seluruh masyarakat. Pihak TNI/Polri hanya menjadi motivator dan pelopor yang selalu mengajak masyarakat untuk selalu menjaga keamanan di perbatasan.
“Kita dari TNI dan Polri memang selalu mendorong masyarakat untuk tetap memelihara keamanan, kalau untuk di perbatasan memang saat ini belum ada gangguan keamanan yang signifikan, kita selalu lakukan patroli berkala di titik-titik rawan.
“Para pelintas batas yang lalu lalang, sebagian yang kita temukan belum memiliki pas pelintas batas dari Kantor Imigrasi. Untuk mencegah masuknya barang illegal dari negara tetangga kita bersama Satgas Pamtas selalu lakukan pemeriksaan di pintu-pintu perlintasan batas negara,” tutupnya.
Editor : Herawati
Artikel Terkait