BADUNG, iNewsJayapura.id - Direktorat penggunaan dan pemasaran produk dalam negeri Kementerian Perdagangan RI bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, menggelar kegiatan dengan tajuk 'Forum Kemitraan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan Ritel Modern dan Marketplace’ yang diinisiasi oleh Penggiat dan pemerhati UMKM Ni Made Shri Yogi Lestari diacara kemitraan ritel modern sebagai rangkaian lanjutan dari Event Festival Pantai Jerman di hotel Aryaduta, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (13/10/2023).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi Bali Wayan Jarta mengatakan keberadaan UMKM sangat penting di era digital saat ini. Maka dengan adanya Forum Kemitraan UMKM dengan ritel modern dan Marketplace, membutuhkan dukungan dari berbagai Stakeholder yang ada.
"Dikarenakan pengalaman yang ada saat pandemi Covid-19 menghantam seluruh dunia, oleh karena itu perkembangan teknologi dan juga dunia digitalisasi berkembang sangat pesat, tidak dipungkiri keberadaan UMKM harus bisa juga memperluas pemasarannya Tidak saja secara konvensional, tapi juga memasarkan produk secara digital lewat e-marketplace," ujar Jarta dengan penuh optimisme.
Pemerintah Pusat telah menanggapi jawaban berbagai praktik tidak sehat dalam perdagangan melalui sistem elektronik yang merugikan pelaku UMKM.
Pemerintah turut berkomitmen dan juga membangun ekosistem niaga elektronik (e-commerce) yang adil, sehat, dan bermanfaat tersebut dengan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Keberadaan Permendag Nomor 31 Tahun 2023 ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan 26 September 2023.
Jarta menegaskan dengan adanya Permendag Nomor 31 Tahun 2023 akan membuat pelaku UMKM menjadi lebih disiplin perihal pemasaran produk dijual secara digital. Ini didukung dengan Pergub Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali," Tuturnya.
UMKM harus dapat difasilitasi masuk ke hotel-hotel modern, sehingga mereka mampu tumbuh pesat dan bersaing.
"Kalau mereka tidak diberi kesempatan untuk masuk, tentu saja tidak bisa bersaing. UMKM saat sudah masuk harus dapat meningkatkan kualitas produknya dan juga bisa naik kelas ke tingkat lokal dan nasional," tegasnya.
Pemprov Bali telah berkerja sama dengan BaliMall.id, yang sudah mengangkat produk-produk lokal di Bali. "Tidak dipungkiri harus ada keberanian diawal untuk memulai. Di sini masyarakat dapat mencari produk lokal di BaliMall.id," imbuhnya.
Tercatat mencapai 500 ribu lebih UMKM yang berada dan berkembang di Bali, pasarnya lebih dominan dari wilayah Denpasar dan Gianyar dengan berbagai macam produk UMKM dijual.
Menurut, Krisna Ariza dari Direktorat Jenderal Kementerian Perdagangan Dalam Negeri, selaku Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri. Terus mendorong UMKM agar memanfaatkan teknologi saat ini, dan juga saat ini, “ kami menghadirkan Shopee sebagai e-commerce. Oleh sebab itu, UMKM dapat memanfaatkan pasar yang lebih luas lagi dengan adanya teknologi yang mana diharapkan mampu mendorong UMKM untuk dapat belajar berjualan dan pemasaran produk-produk mereka lebih lanjut.” ujarnya.
Hal lainnya, Krisna tidak memungkiri UMKM yang hadir terkendala modal atau akses pembiayaan. Maka dihadirkan juga dari perbankan yaitu BRI, untuk memberikan informasi bagaimana caranya untuk memperoleh fasilitas kredit," tegas Krisna.
Sementara itu, Penggiat dan pemerhati UMKM dengan basis tradisi, Ni Made Shri Yogi Lestari mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan RI beserta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali yang bekerja sama untuk lebih memperhatikan pelaku UMKM dan juga melakukan edukasi terhadap UMKM, retail modern, dan marketplace di Bali, ini merupakan dorongan dan juga menginisiasi acara kemitraan ritel modern sebagai rangkaian lanjutan dari event Festival Pantai Jerman pada bulan Juni 2023 lalu, oleh menteri perdagangan Zulkifli Hasan yang akrab disapa Bang Zul.
"Kami pertemukan produsen dan konsumen skala resto dan hotel. Sehingga produk-produk UMKM dapat masuk atau mendapatkan akses ke resto atau hotel-hotel di seluruh Bali agar kerja sama dan juga standarisasi produk UMKM dapat diserap," ujar Shri Yogi.
Baginya, bilamana para pelaku UMKM ingin memiliki produk yang eksis, tentu UMKM harus memiliki nilai tersendiri dan pembeda terhadap produk yang masing-masing dimiliki, sehingga meningkatkan kualitas tinggi produk yang dihasilkan.
"Harus ada pembeda dari segi kualitas kemasan, isi, pemasaran, dan lainnya. Termasuk untuk akses permodalan UMKM. Legal standing UMKM itu harus jelas untuk dibantu modal dari pihak perbankan," tegasnya.
Editor : Darul Mutaqim