JAYAPURA, iNewsJayapura.id – Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf.Candra Kurniawan menegaskan, tuduhan Organisasi Papua Merdeka atau OPM terkait TNI yang membakar honai tidak benar.
Kapendam mengatakan, tuduhan yang dialamatkan ke TNI dalam bentuk video pendek dan disebar bertujuan untuk mengadu domba masyarakat.
“OPM tidak memikirkan masa depan anak-anak Papua. Sudah tahu honai digunakan sebagai tempat penampungan anak-anak untuk bersekolah, namun dibakar. Tindakan ini sudah keterlaluan,” jelas Kapendam, Senin (29/4/2024) malam.
Kapendam menyebut, pembakaran honai oleh OPM memicu terjadinya konflik perang antar suku Moni dan Mee di Kabupaten Nabire. Dia pun berharap, masyarakat tetap tenang dan hidup damai, serta tidak terpengaruh oleh OPM.
“Sudah bisa dipastikan bukan TNI, justru Prajurit menjadi guru dan orang tua bagi anak-anak tersebut. Bahkan TNI berkomitmen mencerdaskan anak-anak di wilayah Papua dengan berbagai program, diantaranya memberantas buta aksara sampai ke daerah pedalaman dan terisolir, membangun sekolah dan fasilitas pendidikan lainnya di wilayah Papua,” tegasnya.
Kapendam mengatakan, hoax atau fitnah sudah biasa dilakukan oleh OPM. Bahkan belum lama ini, OPM menuding TNI membunuh dan memperkosa wanita, guru dan tenaga kesehatan di Papua, namun justru terbukti OPM pelakunya.
Diketahui, OPM membakar honai di Kampung Ikebo, Distrik Kamu, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah pada Minggu (28/4/2024) pukul 11.30 WIT.
Honai tersebut berada tepat di belakang Koramil 1705-4/Moanemani yang selama ini digunakan anak-anak untuk belajar.
Editor : Damn