KOTA TUAL, iNewsJayapura.id - Seorang gadis berumur 16 tahun, berinisial SK ditemukan tak bernyawa di depan area SPBU BTN UN Indah, Kelurahan Lodar El, Kecamatan Pulau Dullah Selatan, Kota Tual, Maluku pada Minggu (12/11/2023). Korban diduga tewas dianiaya orang tak dikenal.
Korban pertama kali ditemukan oleh beberapa warga sekitar pukul 02.30 wit dini hari. Saat ditemukan, kondisi korban tewas bersimbah darah. Korban lalu dihantar ke RSUD Karel Sadsuitubun Langgur untuk dilakukan pemeriksaan medis.
Keluarga korban saat dikonfirmasi mengatakan, kejadian naas yang menimpa anak mereka itu baru diketahui pada pukul 08.30 WIT.
“Informasi diterima keluarga dari kepolisian dan teman-teman korban,” kata Om Korban SK, Yakobus Rahayaan.
Dari hasil identifikasi keluarga terhadap tubuh korban, Yakobus mengungkapkan, ditemukan memar di sebagian besar tubuh korban. Ironisnya, luka berat yang ada di bagian mulut dan hidung serta leher korban diduga dihantam dengan benda tumpul.
Terdapat juga tanda merah kehitaman di area payudara bagian atas kanan dari korban. “Kondisi tubuh korban penuh luka memar,” tegas Yakobus.
Om korban yang juga adalah pelapor mengungkapkan kecurigaannya bahwa kemungkinan ponakannya itu dianiaya hingga tewas di lokasi lain, bukan lokasi di mana korban ditemukan (di depan area SPBU UN Indah).
“Beta menduga ini sengaja dilakukan pelaku supaya bisa mengelabui TKP sebenarnya, seakan korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Padahal, yang saya amati dari kondisi tubuh korban tidak tampak adanya memar akibat lakalantas, tapi itu seperti dianiaya,” sebut Yakobus.
Dugaan lainnya, Yakobus menambahkan, SK kemungkinan mendapatkan perlakuan tak senonoh sebelum dirinya dianiaya si pelaku hingga meninggal dunia. Kuat dugaannya itu, lanjut kata dia, sesuai hasil visum pertama terhadap SK.
“Kan sudah dilakukan visum et repertum. Dan, perintah penyidik untuk nanti akan diperiksa ulang visum pertama itu. Disitu ada dugaan-dugaan adanya kekerasan fisik maupun seksual,” ujar Yakobus.
Orang tua dan keluarga korban sendiri baru mengetahui peristiwa naas yang menimpa anaknya itu pukul 08.30 WIT. Lantas, mereka pun nekat menyebrang lautan dengan speedboat dari Pulau Teor, Seram Bagian Timur. Setiba di Langgur, mereka langsung menuju RSUD Karel Sadsuitubun, lalu mendatangi kepolisian untuk mempertanyakan sekaligus melaporkan kejadian tersebut.
Dugaan penganiayaan yang mengakibatkan SK meninggal dunia sudah diproses oleh keluarga di Kepolisian Resort Tual pada Minggu (12/11/2023) siang.
Kurang lebih satu jam setelah menerima dokumen laporan kepolisian tersebut, ayah beserta keluarga korban kembali ke RSUD untuk menghantar pulang jenazah SK ke kampung halamannya di desa Rumoi, Kecamatan Teor, Kabupaten Seram Bagian Timur.
Jenazah SK dihantar pulang menggunakan satu unit speedboat melalui perairan laut Desa Ngilngof, tepatnya dari lokasi wisata pantai Ngurbloat, sekitar pukul 17.12 WIT.
“Sudah saya laporkan dan LP-nya sudah kami (keluarga) terima. Polisi masih mendalami kasus ini untuk mendapatkan pelaku,” ungkap Yakobus.
Keluarga korban pun meminta Kepolisian Resort Tual dapat secepatnya mengungkap peristiwa dibalik kematian SK, dan menangkap pelaku. Sebab, menurut keluarga, SK meninggal dunia dengan kondisi tidak wajar.
“Kami sangat menyesal. Kami berharap kepolisian bisa mengusut tuntas kejadian ini, menangkap pelaku dan menghukumnya sesuai hukum yang berlaku,” ucap Obus, sapaan akrab om korban.
“Saya sangat sangat berharap, polisi bisa menangkap pelaku yang membunuh anak saya,” ujar ayah korban, Maku Kolatfeka kepada wartawan di depan Polres Tual.
Informasi lain yang berhasil dihimpun iNews.id, SK sendiri diketahui berada di kota Tual selama seminggu dan seharusnya ia sudah pulang ke Teor beberapa waktu kemarin, namun ketinggalan kapal. SK kemudian tinggal bersama Ketua RT 002/RW 05 BTN UN Indah Kota Tual.
Editor : Damn
Artikel Terkait