MALUKU TENGGARA, iNewsjayapura.id - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur terus berupaya menggeliatkan gairah pengembangan desa wisata di Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku (Malra).
Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas tata kelola destinasi pariwisata melalui bimbingan teknis (bimtek).
Bimtek tersebut berlangsung selama 2 hari pada 16-17 Maret 2023, bertempat di Balai Desa Ohoidertawun, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun. Hadir juga di sana, Plt. Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Frans Teguh, Direktur Pengembangan Destinasi II, Kemenparekraf Harwan Ekocahyo Wirasto, Kepala Dinas Pariwisata Malra Sarah Far Far dan nara sumber dari Universitas Agung Padomoro Santi Palupi Arianti.
Adapun peserta dalam bimtek ini melibatkan pelaku wisata di Desa Wisata Ohoidertawun, Desa Wisata Letvuan, Desa Wisata Sonirat, Desa Wisata Wab dan Desa Wisata Tanimbar Kei.
Bimtek tata kelola dari Kemenparekraf ini sendiri, salah satunya adalah bentuk tindak lanjut dari pertemuan kolaborasi antara Bupati Maluku Tenggara dan Menteri Parekraf Sandiaga Uno pada 2021 lalu.
"Dari pertemuan itu, kami diminta untuk meningkatkan tata kelola manajemen destinasi desa wisata di Maluku Tenggara," kata Plt. Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Frans Teguh dalam acara pembukaan bimtek tersebut.
Disisi lain, lanjut kata dia, bimtek ini juga merupakan program Deputi Program Pengembangan Destinasi. Salah satu programnya difokuskan untuk meningkatkan tata kelola destinasi pariwisata di Indonesia.
"Karena inilah yang menjadi persoalan utama di Kepariwisataan Indonesia, khususnya di destinasi pariwisata yakni persoalan manajemen atau tata kelola destinasi pariwisata," sebut Teguh.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan bahwa bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas atau level destinasi pada desa wisata di Maluku Tenggara. Sekaligus juga menghasilkan pelaku pariwisata yang potensial serta berkualitas dalam menumbuhkembangkan ekonomi desa dan pariwisata melalui desa wisata.
"Saya yakin desa-desa wisata yang ada di Maluku Tenggara ini sudah berjalan baik. Tapi maksud dari bimtek hari ini adalah bagaimana kita meningkatkan kemampuan untuk bisa menilai keunggulan desa wisata dan mengetahui kendala apa yang ada dalam pengembangan desa wisata kita," ujar Teguh.
Ia menyebut, hal penting dalam mengembangkan desa wisata adalah harus punya perencanaan, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
"Karena membangun desa wisata itu, sama dengan membangun destinasi dalam skala kabupaten, provinsi maupun nasional. Jadi, mudah-mudahan kegiatan bimtek ini bisa terus berlanjut dengan program-program lain, baik yang kami laksanakan maupun dari satuan kerja lain ataupun lembaga kementerian lainnya," pungkas Teguh.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Malra M. Thaher Hanubun turut menyampaikan pendapat dan harapannya.
Ia berharap, melalui bimtek ini akan lahir desa-desa wisata baru yang sejajar dengan Desa Wisata Ngilngof yang sudah lebih dulu berkembang dan masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik se-Indonesia.
"Atas nama pemerintah daerah dan seluruh masyarakat Maluku Tenggara, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas perhatian sekaligus kepedulian Kemenparekraf dalam upaya pengembangan destinasi desa wisata maupun objek-objek wisata di Kabupaten Maluku Tenggara," ucap Thaher.
Bupati mengklaim, objek wisata di Maluku Tenggara sangat kaya dan tidak kalah menarik dibandingkan 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia.
"Saya berharap, hari ini menjadi momentum baik untuk Maluku Tenggara masuk dalam destinasi wisata prioritas di Indonesia," tutur Thahar menandaskan.
Editor : Herawati