Pasar Mumanjakoa Wet Terbakar, 6 Kios dan 1 Rumah Dinas Perhubungan Ludes Dilahap Si Jago Merah

BOVEN DIGOEL, iNewsJayapura.id - Kebakaran Pasar Mumanjakoa Wet Kampung Sukanggo Distrik Mandobo Tanah Merah Boven Digoel, Papua Selatan  terjadi pagi tadi sekitar pukul  05.30 WIT. 6 kios dan 1 rumah dinas perhubungan habis terbakar.

Menurut informasi dari Aparat Kepolisian, sekitar Pukul 06.00 WIT,  piket penjagaan Polsek Mandobo mendapatkan laporan dari warga telah terjadi Kebakaran di Kompleks Pasar Mumanjakoa yang bersebelahan dengan Bandar Udara Tanah Merah.

Baca Juga

Kantor Bupati Dogiyai Dilahap Sijago Merah

Piket Polsek Mandobo dan Polres langsung merespon dan menuju TKP untuk membantu pemadaman dan mengamankan TKP kebakaran.

Namun karena api cukup besar, si jago merah membumi hanguskan 6 Kios  dan 1 bangunan Rumah Dinas. Bangunan yang terbuat dari bahan kayu menyebabkan api dengan cepat merembet ke kios lainya di tambah angin kencang dan mengakibatkan kurang  lebih 1 Jam bangunan sudah ludes terbakar.

Warga dibantu Tni dan Polri ikut memadamkan api secara manual dengan alat seadanya karena tidak adanya mobil pemadam kebakaran.

Baca Juga

Kebakaran SMP N 2 Dekai, Polisi Masih Selidiki Penyebabnya

Salah satu korban kebakaran Aurisno mengatakankan bahwa, api berasal dari rumahnya dan kemungkinan akibat Konsleting Listrik, setelah sholat subuh dirinya kembali tidur sekitar pukul 05.30 WIT, dia merasakan hawa panas dari kios depan rumahnya dan langsung membangunkan anggota keluarga dan keluar dari kios untuk menyelamatkan diri.

Api dapat dipadamkan 1 jam kemudian  dibantu mobil profil tank sebanyak 4 unit dan bersamaan dengan terjadinya hujan deras, saat ini kerugian material masih didatakan oleh pihak Kepolisian.

Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran dari 6 kios yang terbakar 5 diantaranya dalam kondisi kosong, selain kios terdapat 1 unit Motor Honda Beat milik korban ikut terbakar.

Dengan kejadian ini masyarakat dihimbau agar lebih memperhatikan kompor atau alat listrik lainnya untuk memastikan sudah dimatikan guna menghindari kejadian serupa.

Editor : Herawati