JAYAPURA, iNewsJayapura.id - Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, Pangdam XVII/Cenderawasih, mengatakan bahwa jumlah senjata dan materiil lain yang hilang selama serangan KKB (KST) di Mugi Mam Nduga belum dapat dipastikan karena sedang dalam proses penyelidikan. Menurut Jenderal Kopassus ini, serangan gerombolan KST terhadap prajurit TNI Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna yang sedang melaksanakan operasi pencarian pilot Susi Air di Mugi Kabupaten Nduga pada 15 April 2023 masih dalam proses pendalaman.
"Terkait jumlah senjata dan materil lainnya yang hilang belum bisa dipastikan karena masih dalam proses penyelidikan," ujar Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI M Saleh Mustafa dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan Kapendam XVII/Cenderawasih Kol Kav Herman Taryaman.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih ini juga meminta teman teman media untuk bersabar menunggu kepastian dari hasil proses penyelidikan di atas.
"Saya mengapresiasi kerja keras para aparat gabungan TNI/Polri yang berhasil memperoleh senjata, munisi dan perlengkapan lainnya, termasuk HT, SSB, HP dan alat komunikasi milik gerombolan KST selama pencarian Pilot Susi Air dan penegakan hukum," pungkasnya.
Sebelumnya dilansir dari Antara, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa usai memimpin upacara serah terima jabatan (sertijab) di lingkungan Kodam XVII/Cenderawasih, Jayapura, Selasa 9 Mei 2023 menyebut sebanyak sembilan pucuk senjata api (senpi) organik TNI Angkatan Darat (AD) hilang saat serangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua. Serangan itu juga menyebabkan lima prajurit gugur.
"Memang senpi yang hilang sembilan pucuk (bukan lima) dalam insiden yang terjadi 15 April lalu," kata Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa.
Sembilan pucuk senjata organik TNI AD yang hilang, yaitu lima pucuk SS2 V1 100 IAR. Kemudian dua senpi FN Minimi dan Mouser serta SS2 V5 masing-masing satu pucuk.
Editor : Suriya Mohamad Said