JAYAPURA, iNewsJayapura.id – Panitia Khusus (Pansus) Aset DPR Papua menemukan sejumlah aset milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua yang dijual tanpa sepengetahuan DPR Papua.
Temuan tersebut terungkap dalam rapat Pansus bersama Direksi PT Jamkrida dan PT Irian Bhakti Mandiri di ruang banggar DPR Papua pada Rabu (31/5/2023).
Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw mengatakan, akan menelusuri aset tersebut. meski demikian, Jhony tidak mengungkapkan aset apa saja yang sudah dijual.
“Saya juga belum bisa sebutkan pastinya, namun saat ini kami sedang minta data,” kata Jhony dalam keterangannya di Jayapura, Kamis (1/6/2023).
Dia menambahkan bahwa Pansus Aset DPR Papua akan mengkonfirmasi penjualan sejumlah aset tersebut kepada Pemerintah Papua.
Jhony pun mengungkapkan hasil rapat dengan perusahaan milik daerah tersebut. “Ada hal-hal yang perlu diklarifikasi kembali dan meminta kepada badan usaha milik daerah untuk menyiapkan data dan dokumen sampai pada penggunaan keuangan yang diberikan Pemprov,” ucapnya.
Menurutnya, Pemprov Papua telah menggelontorkan dana sebesar Rp100 miliar kepada PT Irian Bhakti Mandiri (IBM) sebagai holding company yang membawahi sejumlah BUMD.
“Penggunaannya seperti apa dan untuk bisnis apa? Tapi, pada umumnya perusahaan daerah ini semua pada posisi merugi, belum ada keuntungan, dengan modal yang diberikan pemerintah tanpa bunga, tapi masih merugi atau belum memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Itu yang akan kami telusuri,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pansus Aset DPR Papua, Junaedi Rahim pun mengatakan, pihaknya telah mengundang dan melakukan pertemuan dengan PT Jamkrida dan PT Irian Bhakti Mandiri.
Dia mengatakan, PT Jamkrida Papua sudah memberikan PAD sebesar Rp750 juta pada 2022, sementara, PT Irian Bhakti Mandiri masih merugi, padahal penyertaan modal yang diberikan Pemprov sudah mencapai Rp 100 miliar, sehingga pihaknya meminta data terkait keluar masuk uang.
Terlebih dari suntikan dana tersebut, sebagian diberikan kepada anak perusahaan yang berada di bawah PT IBM, namun sebagian besar anak perusahaan tersebut sudah tutup.
Editor : Sari