get app
inews
Aa Text
Read Next : Pesparawi Ke XIV di Keerom Merupakan Momen Terakhir Libatkan Seluruh Kabupaten di Tanah Papua

Kisah Jenderal Kopassus saat Pimpin Operasi Intelijen Pengawalan Presiden Jokowi di Pedalaman Papua

Kamis, 10 Agustus 2023 | 20:28 WIB
header img
Presiden Joko Widodo saat menyusuri Jalan Trans Papua di ruas Wamena-Mamugu dengan mengendarai sepeda motor trail beberapa waktu lalu. Foto Dok Biro Setpres

JAYAPURA, iNewsJayapura.id- Memegang posisi sebagai Komandan Grup A dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres), yang bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan Presiden Jokowi, memberikan kesan yang mendalam pada Mayjen TNI Mohamad Hasan.

Hal ini dikarenakan Pati TNI yang saat ini menjabat sebagai Panglima Daerah Militer (Pangdam) Jaya harus sangat hati-hati dalam mengambil keputusan saat mengawal Jokowi. Terlebih lagi, orang yang menempati posisi teratas di Indonesia ini memiliki kebiasaan yang gemar untuk melakukan kunjungan langsung dan mengunjungi berbagai lokasi, termasuk daerah-daerah yang berisiko tinggi seperti Papua, untuk meninjau proyek-proyek pembangunan infrastruktur.

Dalam buku biografinya yang berjudul "Menjaga Jokowi Menjaga Nusantara: Catatan Perjalanan Jaguar Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden", Mohamad Hasan menceritakan bagaimana dia menjalankan tugas pengamanan yang ketat saat Jokowi mengunjungi Papua untuk memeriksa perkembangan pembangunan jalan trans Papua.

Pada saat itu, Jokowi harus melakukan perjalanan darat dengan menggunakan motor trail dari Wamena menuju Habema.

Bagi mantan Danjen Kopassus ini, melewati jalan dari Wamena hingga Danau Habema menggunakan motor trail merupakan salah satu perjalanan dinas paling menantang bagi Presiden Jokowi. Hal ini disebabkan oleh status Wamena sebagai ibu kota Kabupaten Jayawijaya yang masih dianggap sebagai daerah "Merah" atau berbahaya, karena perjalanan ke arah Tiom, Kabupaten Lanny Jaya masih sering menghadapi risiko penghadangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan, Mohamad Hasan langsung berkomunikasi dengan mantan anggota Kopassus yang saat ini menjabat sebagai Komandan Pos Satgas Intelijen di Wamena, yaitu Kapten Inf. Maulana, guna memantau pergerakan kelompok tersebut.

”Dari Kapten Inf. Maulana saya banyak mendapat informasi tentang kondisi terakhir di Kabupaten Jaya Wijaya dan Lanny Jaya. Informasi itu sangat berguna untuk bahan pertimbangan saat melakukan pengawalan Presiden Jokowi selama di Wamena dan sekitarnya,” ujarnya, Kamis (10/8/2023).  

Ditemani oleh Ibu Iriana Joko Widodo, pada saat itu Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono, Danpaspampres tiba di Wamena.

Di Kodim Jayawijaya, Jokowi sempat mencoba mengendarai motor trail di halaman belakang. Setelah persiapan selesai, perjalanan pun dimulai. Mengendarai motor trail yang khusus diimpor dari Istana Bogor, Presiden Jokowi melewati jalan beraspal dan jalan berbatu sepanjang 10 kilometer dengan jurang di kedua sisi jalan. Jalan terjal dan berkelok-kelok yang dilalui merupakan ancaman yang nyata, karena jalan yang tidak berlapis aspal cenderung licin.

Mantan Panglima Daerah Militer (Pangdam) Iskandar Muda (IM) Aceh ini berusaha untuk selalu berada di sebelah kanan Presiden, sehingga dia dapat melindungi Presiden jika terjadi situasi yang berbahaya. 

Ketakutan akan situasi berbahaya hampir terjadi, meskipun Presiden bisa menguasai motornya, namun di beberapa jalan menanjak, motor yang dikendarai Jokowi sempat mati karena lupa mengganti gigi ke posisi yang lebih rendah.

Melihat situasi tersebut, pria yang lahir di Sumatera Barat pada tanggal 13 Maret 1971 ini dengan cepat mendekati dan menahan motor Jokowi agar tidak mundur secara tiba-tiba
 
“Sejauh yang saya ingat dua kali motor Presiden mati mesin di medan menanjak. Meski demikian perjalanan menerabas Wamena Habema berjalan lancar dan rombongan Presiden Jokowi tiba di pinggir Danau Habema dalam keadaan selamat,” timpalnya. 
 
Diakuinya, perjalanan mengawal Presiden Jokowi meninjau jalan Trans Papua menggunakan motor trail memang sangat menegangkan. Keberanian Presiden diimbangi dengan kesiapan dan keseriusan aparat keamanan dalam menjalankan seluruh pengamanan. 
 
”Rasa syukur saya panjatkan karena berhasil melalui sebuah momen tergila dalam mengawal Jokowi,” tuturnya. 
 

Operasi Intelijen Kopassus Menjinakkan OPM 

Kunjungan Presiden Jokowi yang lancar ke Wamena, Papua untuk meninjau pembangunan jalan Trans Papua memiliki keterkaitan dengan operasi intelijen dari Kopassus. Mohamad Hasan mengungkapkan bahwa sebelum pelaksanaan kunjungan Presiden ke Wamena, ia berkomunikasi dengan Kolonel Inf Agung Winatha, Komandan Satuan Tugas Sandi Yudha Kopassus. 
 
“Kepada Kolonel Agung saya meminta agar anggota Satgas Kopassus di Lanny Jaya dan Wamena melakukan penggalangan kepada kelompok Purom Okiman Wenda agar tidak melakukan gerakan selama kunjungan Presiden di wilayah Jayawijaya,” katanya. 

Mantan Danrem 061/Suryakancana juga menyampaikan bahwa Satgas telah mengirimkan bantuan berupa beras, gula, pinang, dan rokok kepada kelompok OPM atau KKB tersebut. Dia juga meminta agar kelompok OPM tidak melakukan pergerakan selama kunjungan Presiden di wilayah tersebut, karena TNI dan Polri akan mengerahkan pasukan dalam jumlah yang sangat besar sepanjang rute yang akan dilewati oleh Presiden.

“Pengondisian itu tampaknya membuat OPM tak berani keluar dari markas mereka. Alhamdulillah, selama kunjungan jalan Trans Papua Wamena-Haema tidak terjadi gangguan dari kelompok OPM,” tandasnya.

Editor : Suriya Mohamad Said

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut