TUAL, iNewsJayapura.id - Misteri meninggalnya SK (16), Gadis ABG Desa Rumoy di Kota Tual menyita perhatian publik. Pasalnya, diduga ada kejanggalan dalam kejadian naas 12 November 2023 tersebut.
Walau begitu, Anggota DPRD Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Costansius Kolatfeka mengapresiasi sikap Kapolres Tual, Prayuda Widiatmoko bersama jajarannya yang humanis dalam mengayomi keluarga SK.
"Komitmen kepolisian untuk memastikan penyebab kematian adik SK dengan akan dilakukannya autopsi, termasuk berkoordinasi baik dengan keluarga dan stakeholder lain serta membuka keterlibatan publik merupakan langkah baik dan patut diapresiasi. Sebagai Anggota DPRD, juga keluarga dekat SK, saya sangat berterimakasih," ujar Kolatfeka kepada iNews melalui telepon seluler, Sabtu (2/12/2023).
Menurut dia, setidaknya ada langkah strategis Polres Tual dalam mengungkap misteri kasus kematian SK. Diantaranya, pemeriksaan 25 saksi dan akan melakukan autopsi untuk mengetahui lebih jelas penyebab kematian almarhuma.
"Adanya upaya-upaya ini dapat memandu pada proses penyelidikan yang lebih objektif," kata Kolatfeka.
Ia pun menyatakan, dirinya bersama keluarga besar mendiang di Pulau Teor SBT bakal mendukung sepenuhnya proses autopsi. Keluarga menjamin adanya pelayanan baik bagi Tim Forensik selama bertugas.
"Saya sudah berkoordinasi dengan keluarga dan keluarga sangat antusias, welcome menyambut kehadiran tim forensik. Keluarga akan memberikan pelayanan baik dan menyiapkan dua unit tenda, rumah inap, konsumsi serta kelengkapan lainnya untuk kelancaran proses autopsi ini," kata Sius, sapaan akrab Constansius Kolatfeka.
Bahkan, Politisi Gerindra ini juga menyebut akan memastikan ketersediaan kebutuhan bahan bakar minyak, dengan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Hal ini dilakukannya agar mempermudah arus transportasi Tim Forensik Polda Maluku ke Pulau Teor.
"Desa Rumoy itu letaknya di pulau kecil dan jauh dari pusat kota/kabupaten sehingga beta (saya) sendiri sedang berkoordinasi untuk memastikan stock BBM selalu tersedia, baik saat kedatangan maupun kepulangan tim. Yang pasti keluarga serius mendukung proses autopsi ini," ungkap Kolatfeka.
Sius lanjut menyatakan bahwa keluarga meyakini tahap penyelidikan yang tengah berlangsung dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum pada pihak berwajib.
Keluarga juga berkeyakinan bahwa kematian anak SK tidaklah wajar, sebab secara kasat mata luka memar pada tubuh korban bukan luka kecelakaan lalu lintas, melainkan dianiaya.
"Beta punya optimis kuat bahwa dengan adanya proses penyelidikan ini akan menemukan satu titik terang terhadap kasus ini. Kalau nanti sudah diautopsi dan hasilnya ditemukan ada penganiyaan atau tindak kejahatan lainnya maka pelaku harus segera ditangkap. Saya dan keluarga yakin sungguh dugaan laka lantas itu sangat kecil, bisa jadi tidak ada, kemungkinkan itu hanya dimanipulasi oknum pelaku," pungkas Kolatfeka.
Editor : Darul Mutaqim