get app
inews
Aa Text
Read Next : Hajj Command Center Diluncurkan, Pengawasan Ibadah Haji Kini Lebih Terpadu

Layanan Medis Haji Lebih Adaptif, Kemenkes Gunakan Sistem Satu Data

Kamis, 15 Mei 2025 | 04:36 WIB
header img
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo dalam konferensi pers Kabar Haji. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan resmi mengandalkan sistem satu data kesehatan jemaah sebagai tulang punggung layanan medis selama operasional haji 1446 H/2025 M. Sistem ini dirancang untuk memantau kondisi kesehatan jemaah secara real-time dan menyeluruh, mulai dari embarkasi hingga berada di Arab Saudi.

“Dengan satu data kesehatan, kami bisa memantau kondisi jemaah secara real-time, sejak dari embarkasi hingga di Arab Saudi. Ini bagian dari transformasi layanan haji yang lebih adaptif, responsif, dan personal,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo, dalam konferensi pers Kabar Haji untuk Indonesia di Jakarta, Selasa (14/5/2025).

Sistem ini menghimpun informasi penting seperti rekam medis, riwayat komorbid, hasil pemeriksaan kesehatan, hingga catatan intervensi medis. Seluruh data tersebut terintegrasi dan dapat diakses oleh tim kesehatan di tingkat kloter, sektor, hingga Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

“Melalui data ini, kami bisa menentukan siapa yang butuh pemantauan ketat, siapa yang harus dibatasi aktivitasnya, bahkan siapa yang harus segera dirujuk ke fasilitas layanan lebih lanjut,” tambah Liliek.

Selain mendukung intervensi medis cepat dan tepat sasaran, sistem ini juga memungkinkan edukasi kesehatan dilakukan secara personal dan efisien. Petugas dapat menyesuaikan pendekatan berdasarkan kondisi individu, termasuk jemaah dengan komorbid dan lanjut usia.

Saat ini, kondisi kesehatan jemaah haji Indonesia dinyatakan relatif stabil. Namun Liliek mengingatkan bahwa puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) akan menjadi tantangan berat secara fisik dan mental. Ia mengimbau jemaah menjaga kebugaran, cukup istirahat, menghindari paparan panas berlebih, dan mematuhi instruksi petugas kesehatan.

“Layanan kesehatan kami siaga 24 jam. Petugas di kloter, sektor, hingga KKHI sudah dibekali data dan peta risiko jemaah. Jadi semua tindakan lebih terukur dan cepat,” tegasnya.

Dalam upaya pencegahan penyakit menular, Kementerian Kesehatan juga memastikan seluruh jemaah reguler telah menerima vaksin meningitis dan polio. “Sebanyak 203.410 vaksin polio dan 211.751 vaksin meningitis telah disiapkan. Vaksin polio tetap wajib sebagaimana ditegaskan Menteri Kesehatan Arab Saudi saat berkunjung ke Indonesia,” jelas Liliek.

Dengan pemanfaatan teknologi data yang kuat dan kesiapsiagaan tim kesehatan di lapangan, pemerintah berharap seluruh jemaah haji Indonesia dapat menunaikan ibadah dengan aman, sehat, dan khusyuk.

“Satu data bukan sekadar sistem. Ini adalah ikhtiar negara untuk menjaga keselamatan setiap jemaah,” pungkas Liliek.

Editor : Darul Mutaqim

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut