JAYAPURA, iNewsJayapura.id - Ribuan Guru Penggerak disiapkan untuk untuk mengatasi persoalan pendidikan di Papua dan tiga Daerah Otonomi Baru (DOB).
Guru-guru Penggerak ini mendapatkan pembinaan dan pelatihan di Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Papua di Kotaraja Kota Jayapura dan beberapa wilayah di Provinsi Papua dan Provinsi baru.
Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Papua Fatkurohmah menyebut jika guru Penggerak tersebut telah tersebar di seluruh Papua termasuk wilayah Provinsi baru. Pembekalan Guru Penggerak dilakukan dengan dengan pola deferensiasi.
"Karena luasnya wilayah kita, maka dimaksimalkan SDM kita dengan adanya Guru Penggerak. Mereka sudah tersebar di seluruh Papua, Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Pegunungan Tengah,"kata Fatkurohmah, di Jayapura, Selasa (2/5/2023).
Diakuinya, pola pelatihan berbasis diferensiasi diberikan untuk dapat menjangkau dan memaksimalkan pelayanan pendidikan kepada anak-anak sekolah.
"Kita sedang mendesain kegiatan berbasis deferensiasi. Jadi tiap daerah memiliki karakteristik berbeda-beda sehingga treatment-nya juga berbeda. Guru Penggerak yang profesional dengan pelatihan yang telah diberikan diharapkan mampu dapat menjangkau dan memberikan hak pendidikan bagi anak-anak di Papua," ucapnya.
Dia mengatakan bahwa Guru Penggerak yang disiapkan untuk menjangkau seluruh Papua termasuk Papua Selatan, Papua Tengah dan Pegunungan Tengah hampir mencapai hampir seribuan orang. Pelatihan terus dilakukan hingga angkatan ke-13.
"Mulai angkatan satu dan saat ini berproses angkatan 7, 8 dan 9. Jadi rekrutmen rencananya hingga angkatan 13 program Guru Penggerak," jelasnya.
Dia menambahkan, untuk rekrutmen Guru Penggerak juga terbagi dalam dua kategori, yakni Guru Penggerak Daerah Khusus (Dasus) dan Guru Penggerak Intensif.
"Untuk Guru Penggerak Dasus itu dikhususkan bagi daerah yang transportasinya susah, jaringannya susah namun masih dapat mengakses internet. Perlakuannya ini berbeda ya dengan reguler. Kita yang akan datang kesana. Guru-guruPenggerak ini adalah mereka yang berdomisili diwilayah itu," ujar Fatkurohmah.
Sementara untuk daerah intensif, adalah daerah dengan kriteria transportasi susah dan jaringan Internet serta keamanan. Ada 4 lokasi/ wilayah kegiatan yang akan disiapkan. Daerah intensif dilakukan dengan tatap muka.
"Jadi untuk daerah ini treatment-nya kami akan mendatangkan mereka dibeberapa kantong-kantong yang bisa diakses, seperti Wamena itu akan berkumpul seperti Lannya Jaya, Tolikara Yalimo dan daerah sekitarnya,’’ ungkapnya.
‘’Kemudian Timika, seperti Kabupaten Puncak, Nduga dan daerah sekitarnya, dan Jayapura , serta dari beberapa daerah lain yang bisa kesini. Dan kantong lain itu di Nabire, yang nanti seperti Dogiyai, Deiyai Paniai itu kami kumpulkan disana," sambung Fatkurohmah.
Jika reguler onlinedan tatap muka, kata Fatkurohmah, sementara hanya tatap muka. Dia pun menjelaskan setelah dua bulan pertemuan, selanjutnya turun ke lapangan.
‘’Jadi ini tentu dimaksudkan untuk memberikan optimalisasi pelayanan pendidikan bagi anak-anak san juga untuk guru-guru agar mendapatkan haknya dalam peningkatan kompetensi gurunya dan dapat melakukan pembelajaran lebih baik," pungkasnya.
Editor : Sari
Artikel Terkait