MAPPI, iNewsJayapura.id - Penjabat Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo membuka festival budaya sejuta rawa II yang digelar oleh pemerintah daerah kabupaten Mappi sebagai upaya pelestarian budaya dan promosi pariwisata selama dua hari 17- 18 November 2020.
Tiba Bandar udara Kabupaten Mappi pada Jumat (17/11/2023) pukul 09.00 WIT, Pj Gubernur Apolo Safanpo beserta rombongan di sambutan Pj Bupati bupati Mappi, Michael Rooney Gomar beserta masyarakat dengan tari-tarian. Dan juga para pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah kabupaten Mappi.
Selanjutnya, Pj Gubernur Apolo Safanpo didampingi oleh Pj Bupati Mappi, Michael Rooney Gomar dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah kabupaten Mappi langsung menuju Kampung Muin untuk melaksanakan prosesi adat yang dipimpin oleh Tokoh Adat Muin Frans Wagatu.
Setelah prosesi adat di Kampung Muin yang melibatkan enam suku besar yakni Auyu, Yaqwat, Wiyagar, Asmat, dan Tamario selanjutnya Pj Gubernur Apolo Safanpo bersama rombongan menuju Gedung Olahraga kabupaten Mappi untuk acara pembukaan festival budaya sejuta rawa II Kabupaten Mappi.
Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan bantuan sembako bagi anak-anak stunting atau lambat tumbuh serta bantuan sembako bagi perwakilan enam suku besar di Mappi.
Bapak Pj Gubernur beserta rombongan juga mengunjungi satu per satu stand pameran dan membeli kerajinan tangan mama-mama Papua di halaman Gor Mappi yang menjadi pusat kegiatan Festival.
Dalam sambutannya pada acara pembukaan festival, Pj Gubernur Apolo Safanpo mengungkapkan bahwa kita patut bersyukur karena Tuhan menganugerahkan kepada kita alam yang indah, kaya akan sumber daya yang kita tempati serta nikmati saat ini.
Kabupaten Mappi adalah satu wilayah yang merupakan pusat peradaban dan pusat pergerakan orang, barang dan jasa secara tradisional di wilayah Papua Selatan.seluruhnya dari barat sampai ke timur terhubung lewat sungai langsung ke laut arafura. Dan merupakan pusat pelayaran tradisional pusat transportasi sungai dan rawa.
"Sungai dan rawa yang kita miliki bukanlah merupakan warisan dari nenek moyang kita, tetapi semuanya itu merupakan titipan dari anak cucu kita."ujarnya
"Kalau kita memandang bahwa hutan, sungai, dan rawa adalah warisan maka kita akan menggunakannya semau kita. Tetapi kalau kita memandangnya sebagai titipan dari anak cucu kita maka kita akan berusaha untuk menjaganya lebih baik karena pada waktunya kita akan mengembalikannya kepada anak cucu kita,"pungkasnya.
Demikian pula dengan seni dan budaya, sehingga harus dijaga dengan baik, perhatian dan kembangkan supaya pada saatnya kita serahkan kepada pewaris yakni anak cucu kita."tutupnya
Editor : Damn
Artikel Terkait