JAYAPURA, iNews.id - Kabupaten Jayapura pernah memiliki satu tempat lokalisasi yakni Tanjung Elmo Sentani yang terbesar di Jayapura.
Lokalisasi Tanjung Elmo Sentani yang berlokasi di Distrik Sentani Timur itu terkenal menampung ratusan pekerja seks komersial (PSK) meskipun letaknya lumayan jauh dari tengah kota.
Lokalisasi Tanjung Elmo Sentani resmi ditutup pada 17 Agustus 2015 oleh Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaa Perempuan disaat Mathius Awoitauw menjabat sebagai Bupati Jayapura.
Para penghuninya sebagian dipulangkan menuju daerah asalnya masing-masing secara bergelombang. Penutupan tempat lokalisasi Tanjung Elmo ini berdampak pada peningkat kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura.
Asisten I Bidang Pemerintah Sekretariat Daerah Kabupaten Jayapura, Elvina Situmorang mengatakan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura saat ini sangat tinggi setelah di tutupnya tempat lokalisasi Tanjung Elmo.
“Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura semakin tinggi. Karena saya ada dengar dari laporan atau curhatan warga proses portitusi berada di rumah-rumah sekarang yang di lakukan penyedia-penyedia jasah,” ujar Elvina, Senin (17/2/2025).
Ia menjelaskan, peningkatan kasus HIV/AIDS ini perlu di awasi bersama-sama agar jangan sampai terpuruk kedepan terutama anak-anak muda.
Dari data kesehatan, kata dia, angka kasus HIV/AIDS setiap tahun meningkat namun perlu dilakukan suatu penelitian atau kajian khusus terkait masalah kenaikan kasus HIV/AIDS tersebut.
Dengan adanya penelitian, dapat mengetahui penyebab penelitian mengapa kasus HIV/AIDS itu bertambah setiap tahun.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang menyebutkan jumlah kasus HIV/AIDS 2024 ada sebanyak 600 lebih kasus.
“Untuk tahun ini yang kita beri obat ada 600 lebih kasus. Jadi ada peningkatan kasus HIV/AIDS dari tahun 2023. Tahun 2023 jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 594 kasus,” katanya.
Ia menuturkan, penanganan kasus HIV/AIDS perlu mendapat perhatian dari semua pihak.
Editor : Darul Muttaqin
Artikel Terkait