JAYAPURA, iNewsJayapura.id - Gelaran Pesta demokrasi Pemilu 2024 sangat terasa, berbagai sosok mulai bermunculan baik untuk pencalonan legislatif, eksekutif maupun Presiden. Berbagai cara dilakukan para kandidat ini demi meraih simpati masyarakat.
Namun terkadang para kandidat menggunakan cara-cara negatif (black campaign) untuk tujuan itu, aksi saling menjatuhkan dengan menyebar berita hoax terkait lawan dilakukan, lalu adapula aksi adudomba.
Tindakan ini tentu tidak patut dipertontonkan oleh para kandidat, yang notabene adalah tokoh-tokoh bangsa, tokoh - tokoh politik yang semestinya menunjukkan sikap sportif, politik positif, yang menampilkan gagasan dan ide, bukan malah menegaskan preseden buruk dunia perpolitikan Indonesia yang tentu akan sangat merugikan masyarakat sendiri.
Sikap penolakan politik kotor ini sudah sering disampaikan berbagai pihak, baik kalangan tokoh masyarakat, agama dan tokoh-tokoh lain, yang tentu berharap Pemilu berlangsung aman dan damai.
Salah satu tokoh yang menyuarakan hal itu adalah Pendeta Yones Wenda yang merupakan Tokoh Agama Papua sekaligus sebagai Sekretaris Umum Sinode Gereja Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (Kingmi) di Tanah Papua.
"Kepada seluruh masyarakat dan seluruh umat beragama yang ada di tanah Papua, mari kita ciptakan Pemilu yang aman dan damai serta berkualitas. Kita semua harus terlibat untuk itu," kata Pendeta Yones, di Jayapura, Selasa (25/7/2023).
Menurutnya, untuk tujuan itu, maka semua elemen masyarakat khususnya di Papua untuk terlibat aktif dan menolak segala hal berkaitan dengan kampanye hitam.
"Kita harus kawal bersama, agar Pemilu berlangsung aman, terbebas dari berita-berita hoax, terbebas dari politik uang dan politik hitam yang menghalalkan segala cara untuk menang. Jangan kita terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang malah memecah belah persatuan. Pemilu adalah pesta rakyat, sehingga sudah seharusnya kita menjaganya agar Indonedia Khususnya Papua tetap aman dan kondusif,"ucapnya.
Dikatakan, Pemilu seharusnya menjadi ajang menyampaikan gagasan atau ide-ide untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, bukan sebaliknya, menggunakan cara-cara kotor yang berdampak merugikan masyarakat.
"Pemilu seharusnya menjadi ajang menyampaikan gagasan yang positif dan ide-ide yang membangun untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat di tanah Papua, bukan sebaliknya dan menggunakan cara-cara kotor menyebar kebencian," ujarnya.
Dia juga meminta kepada seluruh masyarakat Papua, untuk nantinya benar-benar memilih wakil-wakil rakyat baik yang akan duduk di DPR Kabupaten/Kota, DPR Papua, DPR RI atau DPD RI dan juga Presiden dan Wakil Presiden, yang mampu memperjuangkan kepentingan rakyat.
"Mari pilih pemimpin yang berkualitas, yang benar-benar mampu memperjuangkan aspirasi rakyat, yang mampu membangun bangsa. Mari ciptakan Pemilu yang bermartabat dan berakhlak. Kita ingin membangun bangsa ini bangsa yang beradab. Sebagai umat beragama tentunya kita memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan nilai-nilai yang mestinya harus dikembangkan dalam proses demokrasi di Indonesia,"pungkasnya.
Editor : Sari