get app
inews
Aa Text
Read Next : LMA Port Numbay Imbau Warga Jaga Kamtibmas di Pilkada 2024

Hari Mangrove Sedunia, Pegiat Lingkungan Kota Jayapura Sampaikan 4 Poin Pernyataan Sikap

Rabu, 26 Juli 2023 | 17:37 WIB
header img
Pegiat lingkungan di Kota Jayapura saat menggelar aksi demo damai di lokasi Kawasan Konservasi Hutan Bakau Pantai Hamadi, Jayapura Selatan. Foto: Istimewa

JAYAPURA, iNewsJayapura.id - Hari Mangrove Sedunia yang diperingati setiap tanggal 26 Juli menjadi momentum bagi kelompok peduli lingkungan di Jayapura untuk ikut menyuarakan tentang pentingnya ekosistem mangrove. Di Jayapura lokasi ini berada disepanjang Teluk Yotefa. Namun seiring waktu kondisi hutan mangrove di Teluk Yotefa terus   mengalami tekanan. Yang utama adalah pengalihfungsian lahan yang dimulai dengan penimbunan. Hari Mangrove sedunia sendiri diadopsi oleh UNESCO sejak tahun 2015. 

Peringatan ini disahkan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ekosistem mangrove dan mempromosikan konservasi mangrove secara berkelanjutan.

Indonesia merupakan negara maritim yang luas wilayahnya adalah lautan. Kondisi ini membuat Indonesia memiliki hutan mangrove terbesar di dunia dengan luas mencapai 3,36 juta hektar. Luas ini merupakan 20 persen dari luas total seluruh hutan mangrove di dunia.

Mangrove memiliki peran yang penting untuk mencegah abrasi pantai. Selain itu, mangrove juga menghasilkan berbagai komoditas perikanan dan kehutanan, menyaring limbah secara alami, menjadi habitat dan tempat pemijahan beberapa jenis satwa, dan mencegah intrusi air laut. Lainnya adalah ekosistem mangrove berpotensi besar dalam menyerap dan menyimpan karbon yang mengancam terjadinya perubahan iklim. Sehingga, menjaga ekosistem mangrove sama artinya dengan mencegah terjadinya bencana alam yang dapat disebabkan oleh perubahan iklim. 

Hari Mangrove tahun 2023 diperingati pegiat lingkungan di Kota Jayapura dengan menggelar aksi demo damai di lokasi Kawasan Konservasi Hutan Bakau Pantai Hamadi, Jayapura Selatan yang  sempat pada 11 Juli digrebek dan dilakukan  penegakan hukum. Emma Hamadi selaku orator aksi menyampaikan bahwa sebagai orang yang peduli, pihaknya tidak mau lagi hutan mangrove ini dijadikan sebagai lahan kepentingan. 

“Tolak semua pembangunan sebab ini adalah hutan perempuan. Hutan yang  tak boleh lagi ada aktifitas di tempat ini  apalagi dilakukan penimbunan. Kami tidak bicara siapa pemilik tanah dan siapa pemilik sertipikat namun yang diminta adalah lokasi hutan mangrove harus steril dan tetap seperti ini untuk anak cucu nanti,” katanya.

Editor : Damn

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut