get app
inews
Aa Text
Read Next : Satgas TMMD Ke-124 Bersama Warga Buka Lahan Tidur Menjadi Lahan Produktif

Ketahanan Pangan Pekarangan Bergizi Kampung Nimbokrang, Lahan Tidur Berubah Menghijau Penghasil Cuan

Minggu, 18 Mei 2025 | 20:57 WIB
header img
Program ketahanan pangan ini juga terus digalakkan sampai di tingkat kampung. (Foto: Istimewa)

JAYAPURA, iNews.id - Masa Paceklik adalah masa dimana perputaran ekonomi dikategorikan seret. Hal ini tentu dipengaruhi banyak faktor, baik ketersediaan bahan pokok maupun imbas kebijakan dan politik global, dan kondisi ini masih dirasakan hingga saat ini, Minggu (18/5/2025).

Sebagai daerah dengan luasan lahan pertanian cukup tinggi, sudah selayaknya masyarakat Indonesia tidak ketergantungan dengan ketersediaan bahan pokok di pasaran, namun mesti kreatif dan mau menyisingkan lengan baju untuk mulai menanam dan memproduksi sendiri bahan pokok sehari-hari.

Untuk menunjang ketersediaan bahan Pokok, bahkan beberapa kementerian dan lembaga turut andil mendorong petani melalui proyek ketahanan pangan untuk mendongkrak stabilitas bahan pokok di Indonesia, mulai penanaman jagung, dan tanaman hortikultura lainnya.

Program ketahanan pangan ini juga terus digalakkan sampai di tingkat kampung -kampung, semisal untuk di Papua khususnya di Kabupaten Jayapura, semisal institusi Polri menggalakkan Bhabinkamtibmas untuk turun langsung ke masyarakat. Tak hanya memberikan dukungan namun kerap ditemukan personil Bhabinkamtibmas ini juga menjadi pelaku pertanian itu sendiri.

Bripka Yoyong Kuncoro, SH salah satunya. Bhabinkamtibmas Polsek Nimbokrang ini memiliki lahan produktif tanaman cabai dan lainnya. Dengan kemampuan bertani yang mumpuni, ia malah berhasil beberapa kali panen dan tentu berhasil memperoleh pundi-pundi untuk menambah penghasilan keluarga.

Lahan pekarangan yang dulunya hutan lebat kini disulap tanaman hijau, cabai dan berbagai tanaman penghasil cuan ditanamnya.

"Alhamdulillah, jadi kalau kamu panen cabai perminggu, bisa kisaran 1.500 sekali panen, jadi kalau sebulan ya bisa tembus sekitar 4-5 juta," ucap pria gempal yang akrab disapa Yoyong ini.

Dikatakannya, bertani tentu selain memiliki lahan dan segala perlengkapan, modal terpenting lagi adalah adanya niatan dalam hati, semangat dan konsisten. Tanpa itu semua seolah hanya sesaat.

"Ya sebetulnya semua penting ya, sumber daya harus ada, tapi kalau bagi saya, niat yang kuat itu yang paling penting. Karena kadang orang malas untuk bertani, dan memilih yang lebih instan, jadi ya dari masing-masing saja," ucapnya

Namun demikian, Yoyong mengingatkan peribahasa semua usaha tidak akan mengkhianati hasil. Jadi pasti ada hasilnya, meski seminim mungkin. Tapi ia menguatian kepada semua masyarakat, terlebih yang memiliki pekarangan luas bahkan lahan bekas garapan, untuk bisa menyempatkan waktu menguatkan niat untuk mulai bertani kembali.

Editor : Darul Muttaqin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut