Kondisi Terkini Anggruk: Tim Relawan RK_ANPROPOKAS Ungkap Fakta Pengungsian dan Korban Jiwa

Paul Karma
Tim relawan RK_ANPROPAKOS yang bergerak di wilayah Distrik anggruk Yalimek saat menggelar jumpa pers. (Foto: Paul Karma)

YAHUKIMO, iNews,id - Tim relawan RK_ANPROPAKOS yang bergerak di wilayah Distrik anggruk Yalimek menggelar jumpa pers terkait situasi terkini yang terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo pada 21 Maret 2025 lalu.

Ketua Tim Evakuasi Masyarakat dari Distrik Anggruk dan Heriekpini yang dibentuk di bawah RK_ANPROPAKOS, Frengky Pusop menyampaikan bahwa Pasca kejadian penyerangan terhadapa tenaga guru dan nakes tanggal 21 Maret 2013 di distrik angruk, pihak pemerintah, tenaga kesehatan, serta aparat TNI dan Polri telah lebih dahulu turun ke lokasi kejadian pada Minggu, 23 Maret untuk melakukan evakuasi terhadap para korban kriminalitas. Sementara Tim RK_ANPROPAKOS menyusul turun ke lokasi pada Kamis, 27 Maret.

Setibanya di lokasi, tim mendapati wilayah dua distrik—Anggruk (12 desa) dan Heriekpini (11 desa)—telah kosong karena warganya mengungsi ke hutan dan distrik lain. Tim kemudian melakukan pengumpulan dan evakuasi terhadap para warga pengungsi.

"Dari pengungsian, tercatat tiga orang meninggal dunia—dua dewasa dan satu anak kecil. Namun juga terdapat dua kelahiran di lokasi pengungsian," ungkap Frengky, Senin (07/4/2025)

Ia menambahkan bahwa setelah tinggal selama dua minggu di Anggruk, masyarakat telah kembali dan aktivitas berjalan normal.

Terkait isu yang beredar mengenai persetujuan tokoh-tokoh adat terhadap pembangunan pos militer di Anggruk, Frengky dengan tegas membantah. "Informasi yang menyatakan bahwa kepala suku dan tokoh-tokoh Yalimek menyetujui pembangunan pos militer adalah tidak benar. Kami tidak pernah mengetahui ataupun menyetujui hal itu," katanya.

Menurut Frengky, wilayah Anggruk bukan daerah konflik, melainkan wilayah penginjilan. Oleh karena itu, pihaknya menolak pembangunan pos militer.

Dalam kesempatan tersebut Frengki juga menegaskan bahwa insiden pembunuhan terhadap guru dan tenaga kesehatan di Anggruk adalah tindakan kriminal murni, bukan dilakukan oleh kelompok TPN-OPM sebagaimana diklaim di media sosial.

"Kami serahkan sepenuhnya proses investigasi kepada pihak keamanan yang telah turun ke lapangan. Mereka memiliki alat dan metode untuk mengungkap pelaku sebenarnya," ujar Frengky.

Sementara itu Kepala Suku Yalimek, Isak Salak, menjelaskan bahwa setelah kejadian pada Jumat, 21 Maret, pihaknya langsung menggelar rapat koordinasi dengan pemerintah daerah pada hari

Editor : Darul Muttaqin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network