get app
inews
Aa Text
Read Next : Peluh dan Pelukan di Bumi Cenderawasih Bukti Cinta Negeri dalam Aksi Nyata

Menyalakan Asa di Tanah yang Terlupa di Ujung Timur Nusantara

Kamis, 05 Juni 2025 | 13:08 WIB
header img
Dansatgas TMMD 124 Kodim 1710/Mimika, Letkol Inf M. Slamet Wijaya bersama anak-anak Kampung Pigapu. (Foto: Nathan Making)

Bukan Sekadar Pembangunan Fisik

Namun, Satgas TMMD tidak hanya meninggalkan jejak melalui bangunan dan infrastruktur. Mereka juga menanam benih yang tak terlihat oleh mata, tapi tumbuh dalam pikiran dan kesadaran. Di balai kampung, di kolong rumah, bahkan di teras gereja, para prajurit bergantian berbicara, bukan dengan nada militeristik, tapi seperti kakak kepada adik, orangtua kepada anak—mengajak, mengingatkan, dan menguatkan.


Pelaksanan penyuluhan sebagian dari kegiatan non fisik

Penyuluhan demi penyuluhan dilaksanakan. Tentang bagaimana memanfaatkan hasil laut agar tak hanya jadi konsumsi, tapi bisa menjadi sumber ekonomi. Tentang pentingnya menjaga kesehatan, mengenali gejala stunting, dan merawat anak sejak dalam kandungan. Para ibu menyimak, bertanya dengan malu-malu, lalu mengangguk karena ilmu yang datang kali ini terasa dekat, membumi, dan bisa langsung dipraktikkan.

Di lain waktu, para remaja diajak berkumpul. Mereka mendengar kisah tentang bahaya narkoba, lem aibon, miras racun-racun yang pernah mencuri masa depan dari banyak pemuda di pelosok negeri. Tapi di Pigapu, para prajurit hadir sebagai penutur yang pernah melihat kehancuran itu dari dekat, dan kini berusaha menjaga agar jangan sampai jejak kelam itu menyentuh tanah mereka.

Penyuluhan hukum juga diberikan—tentang KDRT, peran hukum dalam masyarakat, hak dan kewajiban warga. Bagi warga Pigapu, itu bukan hanya materi, tapi cahaya baru untuk membedakan mana salah mana benar, mana diam karena takut dan mana bicara karena benar.

Dan ketika malam datang, layar lebar dibentangkan. Film-film tentang pembangunan, tentang Indonesia, diputar di bawah bintang-bintang. Anak-anak duduk bersila, mata mereka berbinar. Mereka menonton bukan hanya cerita di layar, tapi juga kemungkinan tentang masa depan mereka sendiri.

Lalu ada satu metode yang membawa suasana berbeda—metode GASING, Gampang, Asik, dan Menyenangkan. Para pelajar diajak belajar matematika bukan dengan beban, tapi dengan tawa. Angka-angka yang dulu tampak seperti musuh, kini berubah jadi permainan yang menyenangkan. Para guru tersenyum lega, karena untuk pertama kalinya, belajar tak lagi membuat anak-anak menghindar.

Semua itu menjadi jalinan utuh antara fisik dan non-fisik, antara rumah yang berdiri dan pikiran yang tumbuh, antara tanah yang dibuka dan jiwa yang dibangkitkan.

Dan di tengah semua itu, Satgas TMMD berjalan pelan namun pasti, meninggalkan bukan hanya bangunan, tapi juga kesadaran bahwa pembangunan sejati adalah ketika manusia merasa dihargai, didengarkan, dan diajak berjalan bersama.

Pemimpin yang Hadir, Bukan Sekadar Memimpi

Di balik kesibukan pembangunan, di tengah barisan prajurit yang bekerja tanpa lelah, ada satu sosok yang selalu hadir dengan cara berbeda. Letkol Inf. M. Slamet Wijaya, M.A—Dansatgas 1710/Mimika bukan hanya seorang pemimpin lapangan, tapi juga penjaga hati. Ia datang ke Kampung Pigapu tak hanya dengan seragam dan pangkat, tapi dengan misi yang lebih besar membangun, menguatkan, dan mengasihi.


Kedekatan Letkol Inf. M. Slamet Wijaya dengan anak-anak

Ia tidak duduk di balik meja sambil mengamati dari jauh. Ia turun langsung ke lapangan, menembus lumpur, debu, dan panas. Warga mengenalnya bukan karena pidato panjang, tapi karena senyuman yang tak pernah absen. Anak-anak menyambutnya dengan tawa, bukan takut. Karena dari balik lorengnya, selalu ada coklat yang ia keluarkan dari saku pemberian kecil, tapi maknanya dalam.

Baju loreng yang biasanya diidentikkan dengan ketegasan dan kedisiplinan, kini berubah makna menjadi simbol kehangatan dan perlindungan. Kamera wartawan menangkap momen-momen tulus, saat senyum manisnya merekah tanpa rekayasa, melukiskan kisah seorang pemimpin yang tidak hanya memerintah, tapi juga merangkul.

Letkol Inf. M. Slamet Wijaya bukan sekadar pemimpin operasi. Ia menjadi wajah dari perhatian negara yang hadir bukan dengan kesombongan, tapi dengan kepedulian. Ia tahu, bahwa pembangunan tak akan pernah sempurna tanpa cinta yang menyertainya.

Menyatu, Tak Sekadar Singgah

Hari-hari bergulir tanpa henti, dan batas antara prajurit dan warga Pigapu mulai luntur, bagai kabut pagi yang menghilang disapu sinar matahari. Mereka tak lagi berdiri sebagai dua dunia yang berbeda melainkan bersatu dalam langkah, tawa, dan kerja keras yang sama.


Kedekatan satgas TMMD dengan anak-anak

Editor : Darul Mutaqim

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut