Jumlah tersebut (12 titik hidran) sesungguhnya masih kurang apabila dipotretkan dengan ulasan wilayah dan potensi kebakaran di Kota Jayapura. Namun terhadap pengadaan dan pemasangan ke-12 titik hidran kebakaran tersebut sesungguhnya merupakan bentuk kepedulian Pemerintah Kota Jayapura dalam memenuhi kebutuhan akan pelayanan wajib dasar, yakni pelayanan ketentraman dan ketertiban umum yang didalamnya termasuk pelayanan terhadap pencegahan ,pengendalian dan Penyelamatan kebakaran.
Dalam masa kepemimpinan bapak Benhur Tomi Mano dan Bapak Rustan Saru, saat masih menjabat sebagai Walikota dan Wakil Walikota Jayapura , telah memberi perhatian terhadap peningkatan pelayanan Pemadam Kebakaran, yakni dengan pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan oleh petugas Damkar dalam pelaksanaan tugas.
Tim Damkar Kota Jayapura. Foto: Istimewa
Selain itu, penyediaan sejumlah anggaran untuk pengadaan selang pemadam kebakaran, tabung APAR, hingga beberapa peralatan lainnya.
Hal ini tentu merupakan bagian dari bentuk perhatian dan kepedulian Pemerintah Daerah Kota Jayapura dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dan pada masa kepemimpinan Bapak Pj.Walikota Jayapura, Frans Pekey bersama bapak Pj. Sekretaris Daerah, Robby Kepas Awi, kembali memberikan perhatian yang sama kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam pencegahan,penanganan dan Penyelamatan kebakaran dengan penyediaan sejumlah anggaran untuk pengadaan 12 titik hidran kebakaran dan alcon kebakaran.
Sebelumnya, jumlah hidran kebakaran yang ada di Kota Jayapura sangatlah minim, yakni :
A. Jayapura Utara
1. Depan bank BRI Kloofkamp
2. Samping Polda Papua
3. Depan B -one
B. Jayapura Selatan
1. Depan Pos Mako Damkar -Entrop
C. Abepura
1. Samping Toko Tanpa Nama
(Depan Koramil Abe)
D. Heram ( TIDAK ADA)
E. Muara Tami (TIDAK ADA).
Perlu dijelaskan bahwa dari hidran kebakaran yang ada (sudah terpasang) hanya 2 yang dapat maksimal digunakan manakala terjadi kebakaran,yakni :
1. Di depan BRI Kloofkamp
2. Di depan Pos Mako Damkar -Entrop.
Sedangkan hidran lainnya tidak dapat berfungsi baik, oleh karena kendala teknis dan terjadinya perubahan jaringan instalasi pipa milik PDAM.
Dapat dibayangkan, dengan jumlah hidran kebakaran yg sangat minim dan tingginya kasus kebakaran serta besarnya potensi kebakaran di Kota Jayapura ,mengharuskan pihak Damkar bekerja ekstra cepat namun tetap berhati-hati dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Damkar harus cepat bergerak, karena dibatasi dengan respon time (waktu tanggap) maksimal 15 menit , namun di satu sisi,Damkar juga terap harus bekerja hati-hati karena setiap pergerakan di lapangan sangat dipenuhi dengan resiko.
Editor : Damn
Artikel Terkait