TUAL, iNewsJayapura.id - Kematian gadis ABG inisial SK (16) asal Desa Rumoi, Kabupaten Seram Bagian Timur di Kota Tual, Maluku masih penuh misterius. Kepolisian Resort Tual bahkan belum bisa mengungkap fakta apapun terkait penyebab meninggalnya si ABG.
Sampai saat ini Kepolisian masih berupaya keras untuk menemukan fakta-fakta penyebab kematian SK dari keterangan saksi-saksi dan alat bukti rekaman cctv. Hanya saja, belum ada titik terang.
Lambannya penanganan kasus SK, rupanya juga terkendala TKP yang misterius. Sebab, menurut Kapolres Tual AKBP Prayuda Widiatmoko bahwa tidak berselang lama usai menerima informasi warga, polisi pun tiba di lokasi kejadian untuk evakuasi korban dan olah TKP.
Sayangnya, lanjut kata dia, saat itu korban sudah dihantar warga sekitar ke RSUD Karel Sadsuitubun Langgur di Kabupaten Maluku Tenggara.
"Sementara kami masih melakukan pemeriksaan saksi saksi guna melengkapi keterangan dan mensingkronkan kejadian yg sebenarnya di lapangan, karena saat aggt (anggota Polres Tual) kami ke tkp untuk korban sudah di bawa ke rumah sakit," tulis Kapolres Tual, AKBP Prayuda Widiatmoko dalam pesan singkat whatsapp saat dikonfirmasi awak iNews.id, Jumat (17/12/2023) Sore WIT.
Sebelumnya, Kepolisian menyatakan telah memeriksa sejumlah saksi. Namun, ternyata tidak ditemukan adanya kesesuaian kronologis misteri kematian SK dalam keterangan saksi-saksi tersebut.
"Kronologis kejadian awal dengan beberapa saksi yang menyampaikan itu tidak sama. Ini yang masih kita sinkronkan," ujar Prayuda.
Diberitakan iNews.id sebelumya, SK ditemukan tak bernyawa di depan area SPBU BTN UN Indah, Kelurahan Lodar El, Kecamatan Pulau Dullah Selatan, Kota Tua, Maluku pada Minggu (12/11/2023).
Korban pertama kali ditemukan oleh beberapa warga sekitar pukul 02.30 WIT dini hari. Saat ditemukan, kondisi korban tewas bersimbah darah. Korban pun langsung dihantar ke rumah sakit.
Keluarga korban yang dikonfirmasi saat itu mengatakan, baru mengetahui kejadian naas yang menimpa anak mereka itu pada pukul 08.30 WIT. Informasi diterima dari kepolisian dan teman-teman korban.
Sementara itu, pelapor, Yakobus Rahayaan yang juga keluarga korban mengungkapkan adanya kecurigaan keluarga terhadap kematian SK. Keluarga bersikeras menaruh dugaan SK meninggal dunia akibat dianiaya orang tak dikenal.
Ironisnya, menurut Yakobus, sebelum dianiaya hingga tewas, SK kemungkinan mendapat perlakuan tak senonoh dari orang tak dikenal tersebut.
Hal ini, dikatakan Yakobus karena sesuai hasil identifikasi keluarga terhadap tubuh korban dan hasil visum et repertum, ditemukan luka memar di sebagian besar tubuh korban. Leher bagian belakang dari korban juga diduga dihantam dengan benda tumpul.
Selain itu, terdapat tanda merah kehitaman di area payudara bagian atas kanan dari korban.
“Kan sudah dilakukan visum et repertum. Dan, perintah penyidik untuk nanti akan diperiksa ulang visum pertama itu. Disitu ada dugaan-dugaan adanya kekerasan fisik maupun seksual,” ujar Yakobus kepada iNews.id, Minggu (12/11/2023) malam.
Editor : Darul Mutaqim
Artikel Terkait