get app
inews
Aa Text
Read Next : Tradisi Penyambutan Kapolda Papua Baru, Tanda Harmoni dan Dukungan dari Jajaran Polda Papua

Irjen Pol Mathius D. Fakhiri di Mata Ajudan Pribadi, Terkenal Disiplin dan Tak Pilih Kasih

Rabu, 08 Mei 2024 | 12:19 WIB
header img
Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Mathius D. Fakhiri, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua. (Foto : Istimewa)

Dari Lanny Jaya, kata Nusri, ia ditugaskan ke Kabupaten Mamberamo Raya dan kembali bertemu dengan sosok Irjen Mathius Fakhiri yang saat itu masih berpangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes), yang kemudian dirinya dipanggil dan ditugaskan sebagai Walpri atau pengawal pribadi sekaligus driver.

"Sejak saat itu, jika beliau berangkat ke daerah operasi dan tempat tugas manapun saya selalu diajak untuk dampingi beliau sampai sekarang menjadi Kapolda," katanya.

Nusri Tefnay yang saat ini berpangkat Bripda, menilai kepribadian Irjen Fakhiri sampai saat ini tidak pernah berubah, meskipun saat ini menjabat Kapolda Papua sikap rendah hati, disiplin, tegas, suka bergaul dan tidak membeda-bedakan tetap ditunjukan.

"Bapak itu orangnya mudah bergaul, baik itu terhadap bawahan maupun pejabat. Bahkan beliau selalu bersama masyarakat untuk memberikan bantuan ataupun sekedar bercerita untuk berbagi pengalaman. Beliau adalah bapak bagi kami," ucapnya.

Selalu berkorban untuk perdamaian dan keamanan dalam mengemban tugas sebagai Kapolda Papua sejak 2021, Irjen Mathius Fakhiri dikenal sebagai pemimpin yang selalu berkorban untuk perdamaian dan keamanan di Papua. Menurut Bribda Nusri, hal itu beliau tunjukan saat pengamanan rombongan pengantar jenazah Almarhum mantan Gubernur Papua Lukas Enembe pada Kamis (28/12/2023).

"Waktu itu kami sudah sarankan bapak Kapolda untuk tidak ikut berjalan kaki bersama rombongan pengantar jenazah, sebab saat itu situasi tidak memungkinkan untuk pengawalan langsung dan ikut berjalan," ungkap Nusri.

"Kami sampaikan bapa ini masyarakat banyak sekali jika terjadi Keos sangat bahaya, tetapi bapa mentalnya luar biasa dan percaya penuh kepada masyarakat, makanya bapa ikut jalan kaki bersama masyarakat dan kawal jenazah sampai ke Stakin Sentani dan terjadilah Keos. Distulah kami lihat bapa rela mengorbankan nyawanya sekalipun demi kedamaian dan kenyamanan serta memiliki mental yangl uar biasa dan bukan kacang-kacang," sambungnya.

Editor : Damn

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut