Mayoret Taruna Akpol Pakai Atribut Burung Cenderawasih Asli, Waket III DPR Papua Barat: Saya Kecewa

Darul Muttaqin
Aksi mayoret Khalifah Nasif dari Taruna Akpol saat menggunakan atribut Burung Cenderawasih asli. Foto: Istimewa

"Sikap dari Salah satu Mayoret dari Taruna Akpol pada saat HUT RI Ke-78 di Istana ini yang merupakan sikap yang tidak terpuji bagi kami karena apa? Karena yang dipakai di atas topi pet Kebesaran dari seorang Mayoret adalah burung Cendrawasih yang oleh kami di tanah Papua pada Pemerintahan Provinsi Papua sudah ada larangan yang mengatur perihal menggunakan burung cendrawasih sebagai mahkota untuk dipasang di atas kepala maksudnya adalah untuk melindungi kepunahan daripada burung cendrawasih ini, padahal burung cendrawasih ini menjadi lambang kebesaran Papua," kata dia.

Menurutnya, ada beberapa toko yang ada di tanah Papua yang notabene itu tidak terlepas dari kebesaran yang biasa digunakan di atas kepala daripada suku-suku tertentu.

"Nah karena ini  sebagai kebesaran, Oleh karena itu ada banyak teman-teman yang datang dan ini pun dikasih sebagai kebesaran tanda selamat datang kepada para orang yang terhormat atau tamu undangan yang datang ke tanah Papua, tetapi Kemudian kami di tanah Papua diberikan kesadaran mulai sosialisasi dan sebagainya, supaya burung cendrawasih tetap habitatnya tidak terancam dari kepunahan Maka itu diganti dengan aksesoris yang imitasi yang dibuat dari plastik kemudian bulu-bulunya itu dibikin menyerupai bulu Cendrawasih inilah yang digunakan bukan yang asli, maksudnya adalah untuk melindungi burung cendrawasih tersebut. Nah, acaranya HUT RI Ke-78 sudah jelas mengenai penggunaan atribut Burung Cendrawasih diatas topi Mayoret, jelas mencederai perasaan kami orang Papua dan melanggar Peraturan Pemerintah Provinsi Papua tentang Perlindungan Burung Cendrawasih dari Kepunahan," sambungnya.

Mewakili masyarakat Papua, Jongky mengemukakan betapa kecewanya dia karena kejadian tersebut. "Saya tidak senang dengan sikap ini maka akan ada bencana sehingga saya mewakili masyarakat Papua meminta mayoret tersebut untuk meminta maaf baik di pusat itu semuanya jangan lagi menggunakan atribut Burung Cendrawasih lagi untuk tidak digunakan di atas kepala, jangan lagi, supaya burung cendrawasih ini terjaga habitat dan kelestarainnya dari kepunahan. Mari kita jaga bersama terutama supaya jangan punah karena burung cendrawasih ini paling banyak ada di tanah Papua," ungkapnya.

Editor : Damn

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network