PUNCAK, iNewsJayapura.id – Kapolres Puncak, Kompol I Nyoman Punia membantah informasi yang beredar di media sosial yang menyatakan ada warga dimutilasi.
Kapolres menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoax atau bohong dan pihaknya telah memastikan bahwa foto atau gambar yang beredar tersebut merupakan editan dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
‘’Oknum tersebut sengaja menyebarkan informasi untuk membuat suasana di Kabupaten Puncak menjadi tidak aman,’’ tegas Kapolres dalam siaran pers nya, Jumat (10/3/2023) malam.
Kapolres mengatakan, dirinya bersama Bupati Puncak baru saja menemui warga dan telah menyampaikan bahwa informasi yang beredar selain kejadian penembakan di Distrik Megabume adalah hoax.
Dia pun membenarkan bahwa telah terjadi kontak kontak tembak antara TNI dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyebabkan satu warga sipil meninggal dunia atas nama Terina Murib dan satu anggota TNI meninggal dunia atas Praka Jumardi.
‘’Ada sekitar delapan orang yang luka-luka. Kejadian berawal saat aparat TNI mendengar ada tembakan di tempat kejadian, namun ketika anggota TNI hendak kesana, KKB malah menembak anggota, namun soal mutilasi itu tidak terjadi sama sekali,’’ jelas Kapolres.
Kapolres mengungkapkan bahwa masyarakat Sinak, Puncak, Papua Tengah sangat menginginkan kedamaian,ketentraman, namun ada kelompok yang tidak bertanggungjawab yang ingin agar masyarakat ketakutan.
Terkait kondisi terkini di Distrik Sinak, Kapolres mengatakan, berangsur kondusif, dan aparat keamanan tetap bersiaga.
Namun, kondisi masyarakat mengalami trauma pasca kejadian dan memilih mengungsi dari kampung mereka.
‘’Pemerintah sedang bekerjasama, sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama warga yang takut tersebut bisa kembali ke kampung halamannya,’’ kata Kapolres.
Kejadian tersebut, kata Kapolres, juga berdampak pada perekonomian di wilayah tersebut. Maskapai pun enggan masuk, namun saat ini aparat TNI dan Polri telah mengamankan Bandara.
Editor : Sari