Jakobus melanjutkan, Kepolisian telah menunjukan hasil visum et repertum dari rumah sakit kepada keluarga SK, Sabtu (18/11/2023) kemarin.
Dari hasil visum tersebut, dia menyebut ditemukan indikasi kuat dugaan tindak penganiyaan dan kekerasan seksual yang dialami SK sebelum dibunuh pelaku OTK (orang tak dikenal).
"Itu hanya dugaan dari hasil visum yang sudah disampaikan kepada keluarga, yang pada kesimpulannya memang terdapat bercak kehitaman pada area payudara, luka-luka memar pada mata, di punggungnya sampai pada, eh mohon maaf sebelumnya sampai pada area organ vitalnya korban itu terdapat basah (cairan) berwarna kuning," ungkap Obus.
Untuk memperkuat indikasi dugaan tindak pidana tersebut, Kepolisian setempat menyarankan kepada keluarga agar jasad SK diautopsi.
"Saran dari tim penyidik polisi ini sendiri, supaya kita dapat mengetahui penyebab riil kematian dari si korban (SK) sebagaimana dugaan itu (penganiayaan dan kekerasan seksual) pasti atau tidak," jelas Obus.
Akankah keluarga menginzinkan pengangkatan jasad SK untuk dilakukan autopsi. Menurut Obus, hal itu masih akan dirundingkan oleh orang tua bersama keluarga besar SK di Teor.
"Yang terpenting sekarang bahwa keluarga meminta dengan hormat kepada pihak penyidik Satreskrim Polres Tual agar harus kerja, kerja ekstra untuk mengungkap tuntas kasus ini. Tentunya, ini akan menjadi suatu kepuasan bagi keluarga korban," pungkas Obus.
Editor : Damn
Artikel Terkait