Sementara itu, Wakapolres Tual Kompol Teddy menganggap tudingan para demonstran ini hanyalah suatu kesalahan dalam presepsi atas informasi yang diterima.
Sebab, menurut dia, laporan kejadian awal yang menimpa korban SK dan diterima pihak piket laka lantas adalah dari warga.
Saat laporan diterima kala itu, lanjut kata Teddy, warga atau pelapor kemudian diarahkan ke bagian penjagaan untuk membuat laporan 'segera'. Setelahnya, pihak Sat Lantas Polres Tual diterjunkan ke tempat kejadian perkara (TKP).
"Mungkin di situ, ada beberapa presepsi, mungkin antara a dan b, ya itu, mungkin karena kehadiran polri yang berbaju dinas lalu lintas diarahkan arah ke sana. Tapi memang dari awal laporan itu ke piket laka, ya. Jadi, piket laka yang turun pertama ke TKP, terus ada beberapa banyak yang di situ dilaksanakan pemeriksaan awal," jelas dia.
"Jadi mungkin ada prespesi yang mengarahkan ke sana, ya berarti, karena piket laka lah yang pertama turun tkp, piket laka lah yang pertama datang ke rumah sakit. Dan setelah itu, piket laka baru berkoordinasi besoknya dengan satreskrim," tambah Teddy.
Diketahui aksi unjuk rasa Aktivis HMI dan PMI ini menanggapi terkait tindak lanjut Kepolisian Resort Tual terhadap penanganan kasus dugaan kematian SK akibat dianiaya orang tak dikenal di di kawasan SPBU UN Indah, Kota Tual. Dimana sampai saat ini, penanganan kasus tersebut belum mendapat titik terang.
Editor : Damn
Artikel Terkait