Freesca menambahkan, panen perdana ini mematahkan pesimisme bahwa Papua Selatan bisa menjadi lumbung pangan. Survei tanah dan air membuktikan kawasan Wanam sangat cocok untuk pertanian, dan pemilihan varietas adaptif seperti Inpara dengan metode tanam sederhana mampu menandingi hasil pertanian konvensional.
Lebih dari sekadar keberhasilan teknis, panen di Papua Selatan juga menandai transformasi sosial. Masyarakat yang awalnya berburu kini mulai mengenal pertanian melalui edukasi bertahap. Ini menunjukkan pembangunan sejati tak hanya soal investasi fisik, tapi juga membentuk "agricultural citizenship".
Dalam konteks geopolitik pangan global yang rentan, Freesca melihat proyek di Papua Selatan berpotensi menjadi preseden bagi paradigma baru pembangunan pangan yang regeneratif, baik untuk tanah maupun masyarakatnya. Ini juga menandai reorientasi geopolitik pangan nasional ke wilayah timur Indonesia, mengubah pandangan Papua dari objek pembangunan menjadi subjek kunci ketahanan pangan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait